Anak & media :
Buku Hewan Peliharaan & Kartun Toopy And
Binoo
Hai.. apa kabar semua? udah lama gak nge-post di blog ini, jadi agak grogi gini hehehe.. anyway, kali ini saya pengen buat postingan tentang buku dan film yang cocok banget nih banget
buat anak-anak yang masih unyu-unyu. Jadi,
buat para ibu, ayah, mbak-mbak, mas-mas, calon ibu, calon ayah, atau
siapapun coba deh ikutin penelusuran saya dengan tim saya yang dirangkum dengan
sangat keren di bawah ini (modus banget mal -_- hahaha..). Please enjoy
Data umum
|
Jenis : Komik Pop-Up
Judul : Hewan Peliharaan
Tebal
Buku : 20 hlm
Tahun terbit : 2008
Pengarang
: Dugald Steer
Ilustrasi : Derek Matthews
Penerjemah : Hertriani A. S.Si
Penerbit : Erlangga
Cover :
|
Jenis : Film Pendek
Judul : Toopy and Binoo
“Night Ligth”
Durasi : 5 menit 10 detik
Format : DVD
Tahun
Rilis : 2008
Bahasa : Inggris
Subtitle : Indonesia
Distributor
: PT. Ardya Insani Internasional
Cover
box :
|
Penyampaian content
|
-
Buku cerita bergambar dan full color.
-
Disetiap halaman terdapat figur hewan yang
muncul ketika halaman buku dibuka (pop-up).
Contoh halaman buku :
Ular
muncul ketika halaman dibalik :D
|
-
Film animasi Toopy and Binoo memiliki banyak
cerita dalam satu serinya.
-
Setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit dan
terdiri dari 9 kisah.
-
Cerita film ini bertema fabel (tikus dan
kucing yang bisa bicara)
Contoh cuplikan film :
Menganggap
awan seperti es krim :D
|
Content
|
Buku ini berisi tentang jenis-jenis hewan yang bisa
menjadi peliharaan dan teman bagi anak. Buku ini mengajak anak untuk mengenal
binatang-binatang yang biasanya menjadi peliharaan dan hidup dengan manusia. Bagaimana
cara memberi makan binatang, sifat-sifat binatang, dan konten buku dijelaskan
dengan ringan sehingga sesuai untuk anak-anak. Disertai figur peraga
berbentuk binatang yang dibahas sesuai dengan halaman yang dibuka, misalnya
tentang kuda maka akan muncul kuda ketika halaman dibalik.
|
Bercerita tentang tikus bernama Toopy
yang bersahabat dengan kucing kecil bernama Binoo. Toopy dan Binoo mengejar bintang jatuh dan
tidur di bulan.
Resensi
:
Salah satu kisahnya bercerita tentang
Binoo yang takut tidur karena gelap, kemudian Toopy berkata pada Binoo bahwa
mereka membutuhkan lampu tidur. Kemudian mereka melihat bintang jatuh yang
terbang mengitari jendela kamar, cahaya si bintang jatuh menarik perhatian
mereka dan mereka memutuskan untuk menangkap si bintang untuk dijadikan
penerang tidur mereka. Mereka kemudian mengejar si bintang dengan menaiki
tempat tidur (seperti mobil) J
|
Tujuan / materi yang ingin
disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
|
-
Mengenalkan anak pada jenis-jenis binatang.
-
Memberikan gambaran mengenai sifat-sifat dan bentuk tubuh
binatang peliharaan.
-
Agar anak-anak menyayangi binatang.
-
Cara memberi makan binatang (misalnya : harus
berhati-hati)
-
Mengajak anak untuk beraktivitas (bermain)
diluar ruangan.
|
-
Menjelaskan kepada orang tua bahwa kebanyakan
anak memang takut akan gelap.
-
menjelaskan pada anak mengenai benda-benda
langit yang tampak pada malam hari, seperti bintang dan bulan.
-
Lebih menekankan pada dunia imajinasi dan
khayalan anak yang sangat luas, misalnya mengejar bintang jatuh dengan
menaiki tempat tidur, menganggap awan seperti es krim J
-
Agar anak-anak tidak lagi takut dengan gelap
ketika akan tidur.
|
Sasaran pembaca/penonton
|
-
Untuk anak-anak usia pra-sekolah dan taman
kanak-kanak karena berisi gambar-gambar binatang yang penuh warna dan lucu.
-
Cocok untuk anak laki-laki dan perempuan
karena konten berisi tentang binatang peliharaan sehingga lebih universal.
|
-
Film ini sesuai untuk anak-anak pra-sekolah karena
bertema fabel dan gambar karakter dalam film sangat berbau “anak-anak”.
-
Musik dalam film juga sesuai untuk anak-anak.
-
Sesuai untuk anak laki-laki maupun perempuan.
|
Pengemasan media (kelebihan &
kelemahan)
|
Keunggulan
Buku :
-
Dikemas dengan sangat menarik dan atraktif
sehingga dapat merangsang imajinasi anak.
-
Warna-warni pada gambar akan menarik minat
anak untuk menjelajahi isi buku.
-
Figur binatang yang muncul ketika halaman
dibuka adalah keunggulan dari buku ini, karena anak dapat melihat dan “memegang”
binatang tersebut.
-
Binatang yang muncul ketika buku dibuka sangat
lucu dan detil sehingga akan menimbulkan kesan yang unik bagi anak, anak akan
lebih mudah mengingat nama-nama binatang itu.
-
Orangtua lebih mudah untuk mengenalkan bentuk
dari binatang-binatang pada anak dengan buku jenis ini (pop-up).
Kelemahan Buku :
-
Kelemahan buku ini terletak pada penjelasan di tiap-tiap binatang atau halamannya yang tidak terlalu banyak.
Namun bisa disiasati dengan cara penyampaian cerita yang diimprovisasi oleh
orang tua.
-
Harga bukunya yang cukup mahal.
|
Keunggulan
Film :
-
Dikemas dalam bentuk DVD dan 9 cerita yang masing-masingnya berdurasi
sekitar 5 menit.
-
Grafisnya penuh warna dan musiknya juga
sesuai untuk anak-anak.
-
Ceritanya full
of imagination ala anak-anak.
Kelemahan
Film :
-
Film ini akan sangat menarik bagi anak-anak
usia 3-5 tahun. Namun mungkin agak membosankan bagi yang usianya lebih dari 5
tahun yang biasanya mulai menyukai kisah-kisah yang agak kompleks.
-
Film ini menggunakan pengisi suara asli dengan
bahasa inggris sehingga akan menyulitkan anak-anak untuk memahami percakapan
dalam film (karena setiap anak memang diajarkan berbicara menggunakan bahasa
ibunya masing-masing)
|
Teori yang relevan
|
-
Anak kecil cenderung untuk terfokus pada
detail pasti pasti dari sebuah kejadian (Papalia, Human Development : 2009)
-
Makin familiar anak dengan sebuah hal, makin
baik mereka dalam mengingat (Lange, Mac Kinnon, dan Nida, 1989, dalam Human
Development).
|
-
Anak usia 3-4 tahun berada dalam subfase
perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, yaitu berpikir secara
egosentrisme, karena anak usia ini mengasumsikan bahwa semua orang berpikiran
dan berpersepsi sama seperti mereka, misalnya dalam film ini Toopy (mewakili
pemikiran anak-anak) menganggap awan sebagai es krim karena bentuknya seperti
krim (Jean Piaget, dalam buku Human Development : 2009).
-
Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan
pada objek yang tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya
bintang yang dapat bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human
Development : 2009)
|
Analisis dari kedua media :
Waktu
saya kecil, sekitar tahun 1994-1995 (mengenang masa lalu), ada beberapa acara
anak yang disiarkan di televisi misalnya Si komo (entah komodo atau kadal) yang
nasibnya agak malang karena di nobatkan sebagai tersangka tunggal penyebab
kemacetan. Acara lain yang tidak kalah menarik adalah kartun legendaris dari
negeri sakura yaitu, si robot kucing dari masa depan dan memiliki kantong ajaib
yang dapat mengeluarkan alat-alat yang ajaib seperti pintu kemana saja atau
senter pengecil. Pokoknya kita akan
dianggap “gagal” sebagai anak-anak
kalau gak pernah lihat acara ini, dampak
terburuknya adalah kita bisa terasing dari pergaulan (hiperbola..hahaha)
dan tentunya kita tidak ingin hal ini
terjadi pada masa kecil kita yang indah dan penuh warna (cieelaaaah.. :D)
Selain kartun yang disiarkan di
televisi, anak-anak juga tidak lepas dari buku-buku bacaan yang menceritakan
tentang dongeng-dongeng khayalan. Kisah-kisah
itu seperti Cinderella yang di-bully oleh
ibu tiri dan saudara tirinya, Putri Salju yang diincar oleh ibu tirinya (ratu),
hingga malin kundang yang dikutuk jadi batu karena durhaka (kenapa gak jadi roti aja..hehe).
Imajinasi adalah dunia mental yang tidak
terbatas, penuh warna, penuh khayalan, tidak terbatasi oleh norma-norma dan logika.
Anak-anak adalah seniman yang handal dalam hal imajinatif, misalnya ketika mereka ditanyai
“di bulan ada apa sih?” kalimat simple
ini saja akan menghasilkan jawaban yang beragam dan unik khas anak-anak. pertanyaan
ini pernah saya tanyakan kepada Regi, subyek dalam tugas kuliah saya, dia
dengan gaya polos menjawab bahwa dibulan ada angkot. Jawaban Regi ini langsung membuat saya tertawa geli, karena
bagi saya yang sudah makan asam garam kehidupan (cieee..) ini sangat
bertentangan dengan logika dalam otak saya. Hal ini bisa terjadi karena menurut
saya anak-anak memang belum memiliki batas realita dalam membangun dan bermain
dalam fantasi mereka sendiri. Fantasi anak-anak sangat bebas, jujur, dan sangat
dramatis. Pola berpikir anak-anak belum tersekat dengan logika dan realita,
dikarenakan mereka masih belum banyak melalui proses belajar dari pengalaman.
****
Sore
kemarin saya melangkahkan kaki ke toko buku setelah mendapatkan tugas psikologi
anak tentang anak dan media. Rak-rak buku tertata rapi, dan tidak seperti biasanya
karena saya langsung menuju ke bagian buku anak. Pencarian saya terhadap buku
yang sesuai pun dimulai. Rak-rak berisi banyak buku, seperti buku cerita
sebelum tidur, mewarnai, berhitung, menggunting dan lain-lain. Ketika membaca-baca buku sambil mencari yang klik untuk tugas saya, tiba-tiba secara
dramatis lengan saya menyenggol sebuah buku yang tua dan berdebu (ok...saya bohong), sebuah buku yang berjudul “ Seri Pop-Up Junior : Hewan
Peliharaan” yang sampulnya bergambar anjing menggigit tulang. Seperti mendapat
panggilan jiwa kemudian saya mengambil buku itu dan membukanya. Secara tiba-tiba...muncul
“seekor” kuda!!
Eeeh..kudanya nguap :D Tiba-tiba dia noleh :O
Saya tercengang, kaget, tidak percaya,
kenapa ada seekor kuda di dalam buku anak-anak itu. Pikiran saya masih belum dapat
mencerna kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba ini. Setelah menenangkan
diri dan terlepas dari efek kaget, saya
mulai menjelajahi isi buku ini. Buku ini berisi tentang binatang, ya..membahas
tentang binatang. Bukan dongeng-dongeng seperti Bawang Merah Bawang Putih atau Timun
Mas. Buku ini mengajak anak untuk mengenal nama-nama binatang dan
menunjukkan langsung bentuk dari hewan tersebut, sungguh hebat!
Binatang yang muncul ketika buku dibuka
adalah keunggulan buku ini. Ini akan menimbulkan minat anak untuk membaca isi
buku. Mungkin anak usia 3-5 tahun belum bisa membaca, tapi mereka bisa melihat
dan mengamati figur hewan yang ada didalamnya sambil didampingi orangtua. Kegiatan
yang sangat menyenangkan ketika orangtua bisa menjalani komunikasi yang unik
dan menarik menggunakan buku yang dilengkapi pula dengan alat peraga
didalamnya. Warna-warni dibuku ini akan menarik perhatian anak untuk tidak
bosan membacanya. Karenanya, buku jenis pop-up ini memiliki keunikan tersendiri
Anak-anak dapat dikenalkan tentang
binatang sejak dini dan ini dapat menambah wawasan serta kosakata bahasa
mereka. Anak-anak usia prasekolah lebih baik dalam pengenalan, dan semakin
familiar mereka dengan sebuah hal, makin baik mereka dalam mengingat (Lange,
Mac Kinnon, dan Nida, 1989). Dengan menggunakan buku ini anak-anak akan lebih
mudah dalam mengingat nama-nama binatang karena anak kecil cenderung mengingat
kejadian atau hal-hal yang memiliki kesan kuat, dan kesan kuat itu dihasilkan
oleh binatang-binatang yang bermunculan di tiap halaman buku. Sangat baik untuk
bahan belajar dan bermain anak-anak karena orangtua dapat menumbuhkan minat
baca anak. Patut dicoba kan bunda? Maka-nya
mulai biasakan si kecil untuk mengenal buku sejak dini ya.
****
Setelah
puas menjelajahi buku-buku anak, kemudian saya memutuskan untuk angkat kaki dari toko buku dan berencana
untuk nonton film anak-anak dirumah. Sesampainya
dirumah, saya pun mempersiapkan segala sesuatunya termasuk camilan agar nontonya semakin seru. Untuk filmnya saya memilih yang
berjudul “Toopy and Binoo”, alasan utamanya adalah karena covernya menarik
perhatian saya J.
Saya tidak berpengalaman dengan film-film anak karena saya belum punya anak
(alibi haha..) tapi insting menuntun
tangan saya untuk menggapai box film ini dari raknya. Dan akhirnya, saya
menonton film ini dengan semangat.
Serial Toopy dan Binoo ini berisi sembilan cerita
pendek dan setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit. Mengisahkan tentang tikus
yang bernama Toopy dan Binoo seekor kucing kecil, mereka bersahabat dan rukun. Dari
sembilan cerita yang saya tonton akhirnya saya memilih salah satu cerita
tentang tidur di malam hari, judulnya “Night
Ligth” dan memang membahas tentang lampu tidur. Diceritakan, Toopy dan
Binoo akan pergi tidur lalu Toopy mematikan lampu yang akhirnya membuat suasana
menjadi gelap dan ini membuat Binoo takut untuk tidur. Toopy dan Binoo kemudian
melihat bintang jatuh yang terbang mengitari jendela kamar mereka. Cahaya yang
dipancarkan si bintang membuat Toopy dan Binoo ingin menjadikannya penerang
tidur mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk mengejar bintang itu dengan
menaiki tempat tidur mereka. Pengejaran pun dimulai!
Siap-siap menangkap bintang jatuh dan usaha pengejaran. Go go go!!
Siap-siap menangkap bintang jatuh dan usaha pengejaran. Go go go!!
Cerita
Toopy dan Binoo ini bertema fabel yaitu binatang yang dapat berbicara dan
berperilaku seperti manusia. Mereka bersahabat, berpikir, dan melakukan
kegiatan seperti halnya manusia. Dulu ketika masih kecil, saya juga termasuk
anak yang menggemari genre ini.
Mari kita sejenak kembali mengingat masa
kecil dan mencoba berpikir menggunakan pola berpikir anak-anak yang mungkin
sudah lama tertidur dalam diri kita. Bukankah waktu kecil dulu kita pernah
berpikir bahwa boneka atau robot mainan kita dapat berbicara ketika malam hari?
Atau mungkin sekedar berpikir bahwa mereka hidup? Pasti sebagian besar dari
kita pernah memiliki pemikiran semacam ini. Atau mungkin pernah ketika kita
berpikir bahwa awan adalah setumpuk gula kapas yang ada dilangit dan rasanya
lezat. Memang, Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan pada objek yang
tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya bintang yang dapat
bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human Development : 2009)
dan setiap anak masih membawa sifat egosentris
mereka .
Film ini menggambarkan kekhasan
imajinasi anak yang penuh fantasi dan warna-warni. Toopy dan Binoo yang mencoba
mengejar bintang jatuh, menaiki tempat tidur roket, berjalan keliling luar
angkasa dan tidur di bulan. Seperti inilah anak-anak, yang penuh dengan
khayalan dan imajinasi yang indah, unik, dan menyenangkan. Dan dengan menonton
film ini bersama anak, orangtua dapat membantu anak untuk mengembangkan
imajinasi mereka dan jangan membatasi imajinasi anak agar mereka berkembang
menjadi anak yang berkualitas ya bunda.
My opinion / conclusion :
Saya menyukai keduanya, karena menurut
saya buku “hewan peliharaan” merupakan buku yang atraktif, ukurannya besar,
warna-warni yang menarik, dan tentunya dilengkapi dengan pop-up di setiap
halamannya, menurut saya mengenalkan buku jenis ini dapat menjadikan aktivitas
belajar anak semakin menyenangkan dan tidak membuat anak jenuh. Untuk filmnya,
saya merasa cerita “Toopy and Binoo” cukup menarik karena diambil dari keseharian
anak-anak serta sarat pembelajaran sehingga
orangtua dapat menggunakan film ini sebagai media belajar aktivitas bagi
anak. Kedua media ini baik buku maupun film memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing, sekarang tinggal menentukan pilihan. semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar