Jumat, 10 Januari 2014

Konser Pamit Ekalavya Suara Brawijaya Menuju GPMB 2013



MALANG – KAV.10 Marching Band Ekalavya Suara Brawijaya menggelar pentas pamit pada Minggu 22 Desember 2013 di Gor Ken Arok, Buring yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Konser pamit tersebut diadakan sebelum Marching Band Universitas Brawijaya (UB) ini bertolak ke Jakarta untuk mengikuti Grand Prix Marching Band 2013 (GPMB 2013) di Istora Senayan Jakarta.
Ketua Marching Band Moch. Faisal Ramadhani mengatakan, “pentas pamit ini bertujuan untuk berpamitan kepada pihak kampus yang selama ini telah membiayai Ekalavya agar mereka tahu mengenai konsep lomba yang kami usung,” ujar mahasiswa FISIP UB 2010 tersebut.

Konsep pentas pamit Marching Band UB ini selaras dengan konsep yang digunakaan saat GPMB 2013 yakni Dolan nang Jawa Timur, “konsep yang kami gunakan adalah dolan nang Jawa Timur, yang didalamnya akan menggenalkan budaya-budaya dari Jawa Timur. Juri GPMB ini nantinya berasal dari Eropa, dan kami akan menggebrak mereka dengan Reog Ponorogo dan tampilan audio visual lainnya,” ujarnya.
Selain itu mahasiswa asal Malang ini juga mentuturkan persiapan Marching Band UB dalam mengikuti GPMB 2013 sudah maksimal, “persiapan Insya Allah sudah 100%, untuk acara kali ini gangguan hanya berasal dari teman-teman yang sedikit grogi selebihnya perkembangannya cukup pesat,” jelasnya.
Farah Saksita Audialfa Noor selaku pemain mellophone pun turut menceritakan persiapannya sebelum lomba, “persiapan saya sebelum GPMB 2013 ini adalah latihan rutin, mengikuti training centre, serta pintar-pintar membagi waktu antara tugas dan istirahat sebab jika tidak demikian akan berpengaruh pada kesehatan dan kesiapan saya,” ungkap mahasiswi Ilmu Komunikasi UB 2013 ini.
Selain itu, acara Pentas Pamit ini diisi dengan sambutan ketua pelaksana, sambutan ketua umum, acara inti yang berupa tampilan dari Marching Band itu sendiri, kesan dan pesan yang disampaikan oleh pihak rektorat, dan terakhir salam-salaman dengan pemain Marching Band Ekalavya Suara Brawijaya serta foto bareng.

Marching Band Ekalavya Suara Brawijaya berangkat ke Jakarta pada hari Selasa, 24 Desember 2013 pukul 08.00 WIB mereka berkumpul di depan Gor Pertamina dan berangkat menggunakan dua bus serta satu truk yang telah diberangkatkan Senin, 23 Desember 2013 sekitar pukul 15.00 WIB untuk membawa barang. Lomba di Istora Senayan tersebut dilaksanakan tanggal 27 Desember 2013 mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan UB sendiri mendapat jadwal tampil pada pukul 14.50 – 15.10 WIB. (fhp)

Selasa, 02 Oktober 2012

QUIZ I Psikologi Remaja

Film Citizen Duane

" Mengingatkan saya tentang masa-masa sekolah, disana saya banyak mengalami kegagalan, tapi bukan hanya itu, ini juga tentang bagaimana mencari cara untuk mengalahkan kegagalan "



new entry saya kali ini temanya HORROR dan gak sebanding dengan judul yang "menipu",kenapa? karena ini bukan sinopsis film (ok..sama sekali bukan), baru kali ini saya mengerjakan kuis kuliah di blog, ini baru pertama..pertama..masih baru kali ini..saya..saya..deg deg an bangeudth..>,< kali ini saya akan teriak WOW! (bakar diri) Ayo kita kerjakan dengan semangat, bismilah !!! (syukuran potong tumpeng)


Soal Quiz

1. Jelaskan pengaruh keluarga dalam pembentukan identitas Duane!
2. Membandingkan konsep diri Duane Balfour dan Chad Milton
3. Bagaimana proses asimilasi dan akomodasi Duane Balfour sehingga dia dapat mengakomodasi proses kognitif dari gagal menjadi berhasil?
4. Jelaskan locus of control Duane Balfour!

Jawaban

1. Duane tinggal dengan seorang ayah yang selalu berpegang pada prinsip yang diyakininya tanpa perduli atas apa yang akan terjadi karenanya. Duane menerima kenyataan bahwa ayahnya mati ditembak karena tindakan meresahkan ayahnya yang berusaha meyakinkan orang-orang di kota tentang akan terjadinya longsor oleh serangga di tanah. Duane memiliki karakter seperti ayahnya, dia sering menuliskan tentang hal-hal yang out of the box dalam judul-judul tugas makalahnya, tetap ikut pemilihan dewan sekolah walaupun hasilnya sudah dapat dipastikan.Karena hal inilah dia kemudian menjadi bulan-bulanan Chad setelah kalah dari pemilihan dewan sekolah dan gebrakan paling fenomenalnya adalah mencalonkan diri sebagai walikota untuk mengalahkan Kelly Milton yang telah sekian lama mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri selama masa jabatannya. Duane juga ingin membuktikan bahwa ayahnya tidak gila seperti yang dikatakan banyak orang. Duane menjadi anak yang memiliki motif untuk berprestasi tinggi karena lingkungan keluarganya.

2. Konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif individu yang didapatkan dari pengalaman, lingkungan sosial, dan adaptasi terhadapnya. konsep diri dua karakter dalam film ini adalah :
  • Duane Balfour : Duane memiliki seorang ayah yang selalu mempertahankan keyakinan yang dimilikinya sehingga akhirnya mati ditembak karena dianggap gila dan meresahkan. Hidup dalam lingkungan keluarga yang seperti ini membuat Duane menjadi anak yang (sebenarnya) kreatif, hal ini dapat dilihat dari tugas-tugas makalah yang dibuatnya, namun dia kerap kali mengalami kegagalan sehingga dia akhirnya mengembangkan cara-cara berpikir yang baru dan selalu mencari solusi yang unik dari persoalan yang sedang dia hadapi, seperti memutuskan untuk ikut pemilihan walikota. Duane juga anak yang pantang menyerah dan ulet, hal ini ditunjukkan ketika dia berkampanye door to door untuk menggalang dukungan. Pada akhirnya Duane adalah individu yang memiliki konsep diri untuk beprestasi tinggi.
  • Chad Milton : Teman sekolah Duane dan dia menang dalam pemilihan dewan sekolah. Dia adalah cucu dari walikota Kelly Milton yang telah berkuasa 6 kali berturut-turut. Chad selalu mendapatkan semua yang dia inginkan karena "hak istimewa" yang dia peroleh dari kekuasaan neneknya. Chad adalah anak yang memiliki motif untuk berkuasa tinggi karena dia ingin menguasai orang lain dan selalu berusaha untuk menjatuhkan (membully) Duane, terutama dengan sindiran atau ejekan tentang ayah Duane yang sedikit "gila". Chad adalah anak yang memiliki karakteristik immature misalnya selalu mendebat Duane untuk "memamerkan" sesuatu yang dimilikinya (kemenangan, kekuasaan, dll) dia beranggapan bahwa dengan kekuasaan neneknya dia bebas melakukan apapun (merasa berbeda) dan ini adalah personal fable. Pada akhirnya, pola asuh, lingkungan keluarga, dan sekolah sangat mempengaruhi konsep diri Chad.

 3. Proses asimilasi adalah memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada dan melakukan penyesuaian terhadap informasi baru tersebut (akomodasi). Duane Balfour awalnya tidak bisa berbuat apa-apa ketika kalah dalam pemilihan dewan sekolah dan dia merasa dirinya selalu dinaungi kegagalan, bahkan ketika dia berusaha merusak mobil SUV milik Chad pun dia gagal. namun suatu hari dia mendapat suatu pencerahan setelah mengobrol dengan pamannya yang menceritakan perlawanan yang dilakukan ayah Duane terhadap tindakan bullying yang dialaminya (asimilasi). setelah mendengar cerita itu, Duane pun akhirnya berinisiatif untuk melakukan hal yang sama dan mengubah keadaan dengan melawan nenek Chad dalam pemilihan walikota (akomodasi).

4. Locus of control adalah persepsi individu (Duane Balfour) terhadap suatu kejadian. Locus of control dibagi menjadi internal dan eksternal yaitu :
  • Locus of control internal  : berasal dari dirinya sendiri, dia ingin melakukan perubahan dalam hidupnya setelah mengalami banyak kekalahan, puncaknya ketika dia kalah oleh Chad Milton dalam pemilihan dewan sekolah sehingga dia berpikir untuk maju ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu mencalonkan diri sebagai walikota yang baru melawan nenek Chad (Kelly Milton) untuk membalik keadaan.
  • Locus of control ekternal : berasal dari luar diri Duane, seperti Chad Milton teman sekolahnya yang berkuasa dan selalu mendapat yang dia mau karena neneknya seorang walikota, paman Bingo yang sering menjadi tempat Duane bercerita tentang segala yang dialaminya, adik laki-lakinya yang setia mendukungnya berkampanye, ayahnya yang dianggap sedikit tidak waras, perselisihan dengan pacarnya, ibu yang kurang mendukung, gurunya, nasibnya yang tidak beruntung karena Duane merasa selalu kalah. Hal-hal inilah yang kemudian mempengaruhi persepsi Duane terhadap segala kejadian yang terjadi dalam hidupnya.



Minggu, 24 Juni 2012

Anak & Media : Buku Hewan Peliharaan & Kartun Toopy And Binoo


Anak & media : 
Buku Hewan Peliharaan & Kartun Toopy And Binoo

Hai.. apa kabar semua? udah lama gak nge-post di blog ini,  jadi agak grogi gini hehehe..  anyway,  kali ini saya pengen buat postingan tentang buku dan film yang cocok banget nih banget buat anak-anak yang masih unyu-unyu. Jadi, buat para ibu, ayah, mbak-mbak, mas-mas, calon ibu, calon ayah, atau siapapun coba deh ikutin penelusuran saya dengan tim saya yang dirangkum dengan sangat keren di bawah ini (modus banget mal -_-hahaha..). Please enjoy
             
Data umum
Jenis                : Komik Pop-Up
Judul               : Hewan Peliharaan
Tebal Buku     : 20 hlm
Tahun terbit  : 2008
Pengarang      : Dugald Steer
Ilustrasi          : Derek Matthews
Penerjemah  : Hertriani A. S.Si
Penerbit         : Erlangga
Cover              :

Jenis               : Film Pendek
Judul              : Toopy and Binoo                         
                         “Night Ligth”
Durasi           : 5 menit 10 detik
Format          : DVD
Tahun Rilis   : 2008
Bahasa          : Inggris
Subtitle         : Indonesia
Distributor   : PT. Ardya Insani Internasional
Cover box      :


Penyampaian content
-          Buku cerita bergambar dan full color.
-          Disetiap halaman terdapat figur hewan yang muncul ketika halaman buku dibuka (pop-up).

Contoh halaman buku :


Ular yang muncul ketika halaman dibuka
-          Film animasi Toopy and Binoo memiliki banyak cerita dalam satu serinya.
-          Setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit dan terdiri dari 9 kisah.
-          Cerita film ini bertema fabel (tikus dan kucing yang bisa bicara)

Contoh cuplikan film :

 Menganggap awan seperti es krim


Content
Buku ini  berisi tentang jenis-jenis hewan yang bisa menjadi peliharaan dan teman bagi anak. Buku ini mengajak anak untuk mengenal binatang-binatang yang biasanya menjadi peliharaan dan hidup dengan manusia. Bagaimana cara memberi makan binatang, sifat-sifat binatang, dan konten buku dijelaskan dengan ringan sehingga sesuai untuk anak-anak. Disertai figur peraga berbentuk binatang yang dibahas sesuai dengan halaman yang dibuka, misalnya tentang kuda maka akan muncul kuda ketika halaman dibalik.
Bercerita tentang tikus bernama Toopy yang bersahabat dengan kucing kecil bernama Binoo.  Toopy dan Binoo mengejar bintang jatuh dan tidur di bulan.

Resensi :
Salah satu kisahnya bercerita tentang Binoo yang takut tidur karena gelap, kemudian Toopy berkata pada Binoo bahwa mereka membutuhkan lampu tidur. Kemudian mereka melihat bintang jatuh yang terbang mengitari jendela kamar, cahaya si bintang jatuh menarik perhatian mereka dan mereka memutuskan untuk menangkap si bintang untuk dijadikan penerang tidur mereka. Mereka kemudian mengejar si bintang dengan menaiki tempat tidur (seperti mobil) J
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
-          Mengenalkan anak pada jenis-jenis binatang.
-          Memberikan gambaran mengenai sifat-sifat dan bentuk tubuh binatang peliharaan.
-          Agar anak-anak menyayangi binatang.
-          Cara memberi makan binatang (misalnya : harus berhati-hati)
-          Mengajak anak untuk beraktivitas (bermain) diluar ruangan.
-          Menjelaskan kepada orang tua bahwa kebanyakan anak memang takut akan gelap.
-          menjelaskan pada anak mengenai benda-benda langit yang tampak pada malam hari, seperti bintang dan bulan.
-          Lebih menekankan pada dunia imajinasi dan khayalan anak yang sangat luas, misalnya mengejar bintang jatuh dengan menaiki tempat tidur, menganggap awan seperti es krim J
-          Agar anak-anak tidak lagi takut dengan gelap ketika akan tidur.
Sasaran pembaca/penonton
-          Untuk anak-anak usia pra-sekolah dan taman kanak-kanak karena berisi gambar-gambar binatang yang penuh warna dan lucu.
-          Cocok untuk anak laki-laki dan perempuan karena konten berisi tentang binatang peliharaan sehingga lebih universal.

-          Film ini sesuai untuk anak-anak pra-sekolah karena bertema fabel dan gambar karakter dalam film sangat berbau “anak-anak”.
-          Musik dalam film juga sesuai untuk anak-anak.
-          Sesuai untuk anak laki-laki maupun perempuan.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
Keunggulan Buku :

-          Dikemas dengan sangat menarik dan atraktif sehingga dapat merangsang imajinasi anak.

-          Warna-warni pada gambar akan menarik minat anak untuk menjelajahi isi buku.

-          Figur binatang yang muncul ketika halaman dibuka adalah keunggulan dari buku ini, karena anak dapat melihat dan “memegang” binatang tersebut.

-          Binatang yang muncul ketika buku dibuka sangat lucu dan detil sehingga akan menimbulkan kesan yang unik bagi anak, anak akan lebih mudah mengingat nama-nama binatang itu.

-          Orangtua lebih mudah untuk mengenalkan bentuk dari binatang-binatang pada anak dengan buku jenis ini (pop-up).

Kelemahan Buku :
-          Kelemahan buku ini terletak pada  penjelasan di tiap-tiap binatang  atau halamannya yang tidak terlalu banyak. Namun bisa disiasati dengan cara penyampaian cerita yang diimprovisasi oleh orang tua.

-          Harga bukunya yang cukup mahal.
Keunggulan Film :

-          Dikemas dalam bentuk DVD dan  9 cerita yang masing-masingnya berdurasi sekitar 5 menit.
-          Grafisnya penuh warna dan musiknya juga sesuai  untuk anak-anak.
-          Ceritanya full of imagination ala anak-anak.

Kelemahan Film :
-          Film ini akan sangat menarik bagi anak-anak usia 3-5 tahun. Namun mungkin agak membosankan bagi yang usianya lebih dari 5 tahun yang biasanya mulai menyukai kisah-kisah yang agak kompleks.

-          Film ini menggunakan pengisi suara asli dengan bahasa inggris sehingga akan menyulitkan anak-anak untuk memahami percakapan dalam film (karena setiap anak memang diajarkan berbicara menggunakan bahasa ibunya masing-masing)
Teori yang relevan
-          Anak kecil cenderung untuk terfokus pada detail pasti pasti dari sebuah kejadian (Papalia, Human Development : 2009)

-          Makin familiar anak dengan sebuah hal, makin baik mereka dalam mengingat (Lange, Mac Kinnon, dan Nida, 1989, dalam Human Development).
-          Anak usia 3-4 tahun berada dalam subfase perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, yaitu berpikir secara egosentrisme, karena anak usia ini mengasumsikan bahwa semua orang berpikiran dan berpersepsi sama seperti mereka, misalnya dalam film ini Toopy (mewakili pemikiran anak-anak) menganggap awan sebagai es krim karena bentuknya seperti krim (Jean Piaget, dalam buku Human Development :  2009).

-          Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan pada objek yang tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya bintang yang dapat bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human Development : 2009)

Analisis dari kedua media :

 Waktu saya kecil, sekitar tahun 1994-1995 (mengenang masa lalu), ada beberapa acara anak yang disiarkan di televisi misalnya Si komo (entah komodo atau kadal) yang nasibnya agak malang karena di nobatkan sebagai tersangka tunggal penyebab kemacetan. Acara lain yang tidak kalah menarik adalah kartun legendaris dari negeri sakura yaitu, si robot kucing dari masa depan dan memiliki kantong ajaib yang dapat mengeluarkan alat-alat yang ajaib seperti pintu kemana saja atau senter pengecil. Pokoknya kita akan dianggap gagal” sebagai anak-anak kalau gak pernah lihat acara ini, dampak terburuknya adalah kita bisa terasing dari pergaulan (hiperbola..hahaha) dan  tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada masa kecil kita yang indah dan penuh warna (cieelaaaah..)
Selain kartun yang disiarkan di televisi, anak-anak juga tidak lepas dari buku-buku bacaan yang menceritakan tentang dongeng-dongeng khayalan.  Kisah-kisah itu seperti Cinderella yang di-bully oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Putri Salju yang diincar oleh ibu tirinya (ratu), hingga malin kundang yang dikutuk jadi batu karena durhaka (kenapa gak jadi roti aja..hehe).
Imajinasi adalah dunia mental yang tidak terbatas, penuh warna, penuh khayalan, tidak terbatasi oleh norma-norma dan logika. Anak-anak adalah  seniman yang handal dalam hal imajinatif, misalnya ketika mereka ditanyai “di bulan ada apa sih?”  kalimat simple ini saja akan menghasilkan jawaban yang beragam dan unik khas anak-anak. pertanyaan ini pernah saya tanyakan kepada Regi, subyek dalam tugas kuliah saya, dia dengan gaya polos menjawab bahwa dibulan ada angkot. Jawaban Regi ini langsung membuat saya tertawa geli, karena bagi saya yang sudah makan asam garam kehidupan (cieee..) ini sangat bertentangan dengan logika dalam otak saya. Hal ini bisa terjadi karena menurut saya anak-anak memang belum memiliki batas realita dalam membangun dan bermain dalam fantasi mereka sendiri. Fantasi anak-anak sangat bebas, jujur, dan sangat dramatis. Pola berpikir anak-anak belum tersekat dengan logika dan realita, dikarenakan mereka masih belum banyak melalui proses belajar dari pengalaman.

****
            Sore kemarin saya melangkahkan kaki ke toko buku setelah mendapatkan tugas psikologi anak tentang anak dan media. Rak-rak buku tertata rapi, dan tidak seperti biasanya karena saya langsung menuju ke bagian buku anak. Pencarian saya terhadap buku yang sesuai pun dimulai. Rak-rak berisi banyak buku, seperti buku cerita sebelum tidur, mewarnai, berhitung, menggunting dan lain-lain.  Ketika membaca-baca buku sambil mencari yang klik untuk tugas saya, tiba-tiba secara dramatis lengan saya menyenggol sebuah buku yang tua dan berdebu (ok...saya bohong), sebuah buku yang  berjudul “ Seri Pop-Up Junior : Hewan Peliharaan” yang sampulnya bergambar anjing menggigit tulang. Seperti mendapat panggilan jiwa kemudian saya mengambil buku itu dan membukanya. Secara tiba-tiba...muncul “seekor” kuda!!

Eeeh..Kudanya nguap :D
Tiba-tiba kudanya noleh :D




Saya tercengang, kaget, tidak percaya, kenapa ada seekor kuda di dalam buku anak-anak itu. Pikiran saya masih belum dapat mencerna kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba ini. Setelah menenangkan diri dan terlepas dari  efek kaget, saya mulai menjelajahi isi buku ini. Buku ini berisi tentang binatang, ya..membahas tentang binatang. Bukan dongeng-dongeng seperti Bawang Merah Bawang Putih atau Timun Mas. Buku ini mengajak anak untuk mengenal nama-nama binatang dan menunjukkan langsung bentuk dari hewan tersebut, sungguh hebat!
Binatang yang muncul ketika buku dibuka adalah keunggulan buku ini. Ini akan menimbulkan minat anak untuk membaca isi buku. Mungkin anak usia 3-5 tahun belum bisa membaca, tapi mereka bisa melihat dan mengamati figur hewan yang ada didalamnya sambil didampingi orangtua. Kegiatan yang sangat menyenangkan ketika orangtua bisa menjalani komunikasi yang unik dan menarik menggunakan buku yang dilengkapi pula dengan alat peraga didalamnya. Warna-warni dibuku ini akan menarik perhatian anak untuk tidak bosan membacanya. Karenanya, buku jenis pop-up ini memiliki keunikan tersendiri
Anak-anak dapat dikenalkan tentang binatang sejak dini dan ini dapat menambah wawasan serta kosakata bahasa mereka. Anak-anak usia prasekolah lebih baik dalam pengenalan, dan semakin familiar mereka dengan sebuah hal, makin baik mereka dalam mengingat (Lange, Mac Kinnon, dan Nida, 1989). Dengan menggunakan buku ini anak-anak akan lebih mudah dalam mengingat nama-nama binatang karena anak kecil cenderung mengingat kejadian atau hal-hal yang memiliki kesan kuat, dan kesan kuat itu dihasilkan oleh binatang-binatang yang bermunculan di tiap halaman buku. Sangat baik untuk bahan belajar dan bermain anak-anak karena orangtua dapat menumbuhkan minat baca anak. Patut dicoba kan bunda? Maka­-nya mulai biasakan si kecil untuk mengenal buku sejak dini ya.
****
            Setelah puas menjelajahi buku-buku anak, kemudian saya memutuskan untuk angkat kaki dari toko buku dan berencana untuk nonton film anak-anak dirumah. Sesampainya dirumah, saya pun mempersiapkan segala sesuatunya termasuk camilan agar nontonya semakin seru. Untuk filmnya saya memilih yang berjudul “Toopy and Binoo”, alasan utamanya adalah karena covernya menarik perhatian saya. Saya tidak berpengalaman dengan film-film anak karena saya belum punya anak (alibi haha..) tapi insting menuntun tangan saya untuk menggapai box film ini dari raknya. Dan akhirnya, saya menonton film ini dengan semangat.
                Serial Toopy dan Binoo ini berisi sembilan cerita pendek dan setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit. Mengisahkan tentang tikus yang bernama Toopy dan Binoo seekor kucing kecil, mereka bersahabat dan rukun. Dari sembilan cerita yang saya tonton akhirnya saya memilih salah satu cerita tentang tidur di malam hari, judulnya “Night Ligth” dan memang membahas tentang lampu tidur. Diceritakan, Toopy dan Binoo akan pergi tidur lalu Toopy mematikan lampu yang akhirnya membuat suasana menjadi gelap dan ini membuat Binoo takut untuk tidur. Toopy dan Binoo kemudian melihat bintang jatuh yang terbang mengitari jendela kamar mereka. Cahaya yang dipancarkan si bintang membuat Toopy dan Binoo ingin menjadikannya penerang tidur mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk mengejar bintang itu dengan menaiki tempat tidur mereka. Pengejaran pun dimulai!
Bersiap mengejar bintang jatuh :D

               Cerita Toopy dan Binoo ini bertema fabel yaitu binatang yang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Mereka bersahabat, berpikir, dan melakukan kegiatan seperti halnya manusia. Dulu ketika masih kecil, saya juga termasuk anak yang menggemari genre ini.
Mari kita sejenak kembali mengingat masa kecil dan mencoba berpikir menggunakan pola berpikir anak-anak yang mungkin sudah lama tertidur dalam diri kita. Bukankah waktu kecil dulu kita pernah berpikir bahwa boneka atau robot mainan kita dapat berbicara ketika malam hari? Atau mungkin sekedar berpikir bahwa mereka hidup? Pasti sebagian besar dari kita pernah memiliki pemikiran semacam ini. Atau mungkin pernah ketika kita berpikir bahwa awan adalah setumpuk gula kapas yang ada dilangit dan rasanya lezat. Memang, Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan pada objek yang tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya bintang yang dapat bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human Development : 2009) dan setiap anak masih membawa sifat egosentris mereka .
Film ini menggambarkan kekhasan imajinasi anak yang penuh fantasi dan warna-warni. Toopy dan Binoo yang mencoba mengejar bintang jatuh, menaiki tempat tidur roket, berjalan keliling luar angkasa dan tidur di bulan. Seperti inilah anak-anak, yang penuh dengan khayalan dan imajinasi yang indah, unik, dan menyenangkan. Dan dengan menonton film ini bersama anak, orangtua dapat membantu anak untuk mengembangkan imajinasi mereka dan jangan membatasi imajinasi anak agar mereka berkembang menjadi anak yang berkualitas ya bunda.


My opinion / conclusion : 

Saya menyukai keduanya, karena menurut saya buku “hewan peliharaan” merupakan buku yang atraktif, ukurannya besar, warna-warni yang menarik, dan tentunya dilengkapi dengan pop-up di setiap halamannya, menurut saya mengenalkan buku jenis ini dapat menjadikan aktivitas belajar anak semakin menyenangkan dan tidak membuat anak jenuh. Untuk filmnya, saya merasa cerita “Toopy and Binoo” cukup menarik karena diambil dari keseharian anak-anak serta sarat pembelajaran sehingga  orangtua dapat menggunakan film ini sebagai media belajar aktivitas bagi anak. Kedua media ini baik buku maupun film memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, sekarang tinggal menentukan pilihan. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 23 Juni 2012

Anak & media :  
Buku Hewan Peliharaan & Kartun Toopy And Binoo

Hai.. apa kabar semua? udah lama gak nge-post di blog ini,  jadi agak grogi gini hehehe..  anyway,  kali ini saya pengen buat postingan tentang buku dan film yang cocok banget nih banget buat anak-anak yang masih unyu-unyu. Jadi, buat para ibu, ayah, mbak-mbak, mas-mas, calon ibu, calon ayah, atau siapapun coba deh ikutin penelusuran saya dengan tim saya yang dirangkum dengan sangat keren di bawah ini (modus banget mal -_- hahaha..). Please enjoy
                 
Data umum
Jenis                : Komik Pop-Up
Judul               : Hewan Peliharaan
Tebal Buku     : 20 hlm
Tahun terbit  : 2008
Pengarang      : Dugald Steer
Ilustrasi          : Derek Matthews
Penerjemah  : Hertriani A. S.Si
Penerbit         : Erlangga
Cover              :

Jenis               : Film Pendek
Judul              : Toopy and Binoo                         
                         “Night Ligth”
Durasi           : 5 menit 10 detik
Format          : DVD
Tahun Rilis   : 2008
Bahasa          : Inggris
Subtitle         : Indonesia
Distributor   : PT. Ardya Insani Internasional
Cover box      :
Penyampaian content
-          Buku cerita bergambar dan full color.
-          Disetiap halaman terdapat figur hewan yang muncul ketika halaman buku dibuka (pop-up).

Contoh halaman buku :

Ular muncul ketika halaman dibalik :D


-          Film animasi Toopy and Binoo memiliki banyak cerita dalam satu serinya.
-          Setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit dan terdiri dari 9 kisah.
-          Cerita film ini bertema fabel (tikus dan kucing yang bisa bicara)

Contoh cuplikan film :

Menganggap awan seperti es krim :D
Content
Buku ini  berisi tentang jenis-jenis hewan yang bisa menjadi peliharaan dan teman bagi anak. Buku ini mengajak anak untuk mengenal binatang-binatang yang biasanya menjadi peliharaan dan hidup dengan manusia. Bagaimana cara memberi makan binatang, sifat-sifat binatang, dan konten buku dijelaskan dengan ringan sehingga sesuai untuk anak-anak. Disertai figur peraga berbentuk binatang yang dibahas sesuai dengan halaman yang dibuka, misalnya tentang kuda maka akan muncul kuda ketika halaman dibalik.
Bercerita tentang tikus bernama Toopy yang bersahabat dengan kucing kecil bernama Binoo.  Toopy dan Binoo mengejar bintang jatuh dan tidur di bulan.

Resensi :
Salah satu kisahnya bercerita tentang Binoo yang takut tidur karena gelap, kemudian Toopy berkata pada Binoo bahwa mereka membutuhkan lampu tidur. Kemudian mereka melihat bintang jatuh yang terbang mengitari jendela kamar, cahaya si bintang jatuh menarik perhatian mereka dan mereka memutuskan untuk menangkap si bintang untuk dijadikan penerang tidur mereka. Mereka kemudian mengejar si bintang dengan menaiki tempat tidur (seperti mobil) J
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
-          Mengenalkan anak pada jenis-jenis binatang.
-          Memberikan gambaran mengenai sifat-sifat dan bentuk tubuh binatang peliharaan.
-          Agar anak-anak menyayangi binatang.
-          Cara memberi makan binatang (misalnya : harus berhati-hati)
-          Mengajak anak untuk beraktivitas (bermain) diluar ruangan.
-          Menjelaskan kepada orang tua bahwa kebanyakan anak memang takut akan gelap.
-          menjelaskan pada anak mengenai benda-benda langit yang tampak pada malam hari, seperti bintang dan bulan.
-          Lebih menekankan pada dunia imajinasi dan khayalan anak yang sangat luas, misalnya mengejar bintang jatuh dengan menaiki tempat tidur, menganggap awan seperti es krim J
-          Agar anak-anak tidak lagi takut dengan gelap ketika akan tidur.
Sasaran pembaca/penonton
-          Untuk anak-anak usia pra-sekolah dan taman kanak-kanak karena berisi gambar-gambar binatang yang penuh warna dan lucu.
-          Cocok untuk anak laki-laki dan perempuan karena konten berisi tentang binatang peliharaan sehingga lebih universal.

-          Film ini sesuai untuk anak-anak pra-sekolah karena bertema fabel dan gambar karakter dalam film sangat berbau “anak-anak”.
-          Musik dalam film juga sesuai untuk anak-anak.
-          Sesuai untuk anak laki-laki maupun perempuan.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
Keunggulan Buku :

-          Dikemas dengan sangat menarik dan atraktif sehingga dapat merangsang imajinasi anak.

-          Warna-warni pada gambar akan menarik minat anak untuk menjelajahi isi buku.

-          Figur binatang yang muncul ketika halaman dibuka adalah keunggulan dari buku ini, karena anak dapat melihat dan “memegang” binatang tersebut.

-          Binatang yang muncul ketika buku dibuka sangat lucu dan detil sehingga akan menimbulkan kesan yang unik bagi anak, anak akan lebih mudah mengingat nama-nama binatang itu.

-          Orangtua lebih mudah untuk mengenalkan bentuk dari binatang-binatang pada anak dengan buku jenis ini (pop-up).

Kelemahan Buku :
-          Kelemahan buku ini terletak pada  penjelasan di tiap-tiap binatang  atau halamannya yang tidak terlalu banyak. Namun bisa disiasati dengan cara penyampaian cerita yang diimprovisasi oleh orang tua.

-          Harga bukunya yang cukup mahal.
Keunggulan Film :

-          Dikemas dalam bentuk DVD dan  9 cerita yang masing-masingnya berdurasi sekitar 5 menit.
-          Grafisnya penuh warna dan musiknya juga sesuai  untuk anak-anak.
-          Ceritanya full of imagination ala anak-anak.

Kelemahan Film :
-          Film ini akan sangat menarik bagi anak-anak usia 3-5 tahun. Namun mungkin agak membosankan bagi yang usianya lebih dari 5 tahun yang biasanya mulai menyukai kisah-kisah yang agak kompleks.

-          Film ini menggunakan pengisi suara asli dengan bahasa inggris sehingga akan menyulitkan anak-anak untuk memahami percakapan dalam film (karena setiap anak memang diajarkan berbicara menggunakan bahasa ibunya masing-masing)
Teori yang relevan
-          Anak kecil cenderung untuk terfokus pada detail pasti pasti dari sebuah kejadian (Papalia, Human Development : 2009)

-          Makin familiar anak dengan sebuah hal, makin baik mereka dalam mengingat (Lange, Mac Kinnon, dan Nida, 1989, dalam Human Development).
-          Anak usia 3-4 tahun berada dalam subfase perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, yaitu berpikir secara egosentrisme, karena anak usia ini mengasumsikan bahwa semua orang berpikiran dan berpersepsi sama seperti mereka, misalnya dalam film ini Toopy (mewakili pemikiran anak-anak) menganggap awan sebagai es krim karena bentuknya seperti krim (Jean Piaget, dalam buku Human Development :  2009).

-          Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan pada objek yang tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya bintang yang dapat bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human Development : 2009)

Analisis dari kedua media :

 Waktu saya kecil, sekitar tahun 1994-1995 (mengenang masa lalu), ada beberapa acara anak yang disiarkan di televisi misalnya Si komo (entah komodo atau kadal) yang nasibnya agak malang karena di nobatkan sebagai tersangka tunggal penyebab kemacetan. Acara lain yang tidak kalah menarik adalah kartun legendaris dari negeri sakura yaitu, si robot kucing dari masa depan dan memiliki kantong ajaib yang dapat mengeluarkan alat-alat yang ajaib seperti pintu kemana saja atau senter pengecil. Pokoknya kita akan dianggap gagal” sebagai anak-anak kalau gak pernah lihat acara ini, dampak terburuknya adalah kita bisa terasing dari pergaulan (hiperbola..hahaha) dan  tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada masa kecil kita yang indah dan penuh warna (cieelaaaah.. :D)
Selain kartun yang disiarkan di televisi, anak-anak juga tidak lepas dari buku-buku bacaan yang menceritakan tentang dongeng-dongeng khayalan.  Kisah-kisah itu seperti Cinderella yang di-bully oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Putri Salju yang diincar oleh ibu tirinya (ratu), hingga malin kundang yang dikutuk jadi batu karena durhaka (kenapa gak jadi roti aja..hehe).
Imajinasi adalah dunia mental yang tidak terbatas, penuh warna, penuh khayalan, tidak terbatasi oleh norma-norma dan logika. Anak-anak adalah  seniman yang handal dalam hal imajinatif, misalnya ketika mereka ditanyai “di bulan ada apa sih?”  kalimat simple ini saja akan menghasilkan jawaban yang beragam dan unik khas anak-anak. pertanyaan ini pernah saya tanyakan kepada Regi, subyek dalam tugas kuliah saya, dia dengan gaya polos menjawab bahwa dibulan ada angkot. Jawaban Regi ini langsung membuat saya tertawa geli, karena bagi saya yang sudah makan asam garam kehidupan (cieee..) ini sangat bertentangan dengan logika dalam otak saya. Hal ini bisa terjadi karena menurut saya anak-anak memang belum memiliki batas realita dalam membangun dan bermain dalam fantasi mereka sendiri. Fantasi anak-anak sangat bebas, jujur, dan sangat dramatis. Pola berpikir anak-anak belum tersekat dengan logika dan realita, dikarenakan mereka masih belum banyak melalui proses belajar dari pengalaman.

****
                Sore kemarin saya melangkahkan kaki ke toko buku setelah mendapatkan tugas psikologi anak tentang anak dan media. Rak-rak buku tertata rapi, dan tidak seperti biasanya karena saya langsung menuju ke bagian buku anak. Pencarian saya terhadap buku yang sesuai pun dimulai. Rak-rak berisi banyak buku, seperti buku cerita sebelum tidur, mewarnai, berhitung, menggunting dan lain-lain.  Ketika membaca-baca buku sambil mencari yang klik untuk tugas saya, tiba-tiba secara dramatis lengan saya menyenggol sebuah buku yang tua dan berdebu (ok...saya bohong), sebuah buku yang  berjudul “ Seri Pop-Up Junior : Hewan Peliharaan” yang sampulnya bergambar anjing menggigit tulang. Seperti mendapat panggilan jiwa kemudian saya mengambil buku itu dan membukanya. Secara tiba-tiba...muncul “seekor” kuda!!
      Eeeh..kudanya nguap :D                                               Tiba-tiba dia noleh :O

Saya tercengang, kaget, tidak percaya, kenapa ada seekor kuda di dalam buku anak-anak itu. Pikiran saya masih belum dapat mencerna kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba ini. Setelah menenangkan diri dan terlepas dari  efek kaget, saya mulai menjelajahi isi buku ini. Buku ini berisi tentang binatang, ya..membahas tentang binatang. Bukan dongeng-dongeng seperti Bawang Merah Bawang Putih atau Timun Mas. Buku ini mengajak anak untuk mengenal nama-nama binatang dan menunjukkan langsung bentuk dari hewan tersebut, sungguh hebat!
Binatang yang muncul ketika buku dibuka adalah keunggulan buku ini. Ini akan menimbulkan minat anak untuk membaca isi buku. Mungkin anak usia 3-5 tahun belum bisa membaca, tapi mereka bisa melihat dan mengamati figur hewan yang ada didalamnya sambil didampingi orangtua. Kegiatan yang sangat menyenangkan ketika orangtua bisa menjalani komunikasi yang unik dan menarik menggunakan buku yang dilengkapi pula dengan alat peraga didalamnya. Warna-warni dibuku ini akan menarik perhatian anak untuk tidak bosan membacanya. Karenanya, buku jenis pop-up ini memiliki keunikan tersendiri
Anak-anak dapat dikenalkan tentang binatang sejak dini dan ini dapat menambah wawasan serta kosakata bahasa mereka. Anak-anak usia prasekolah lebih baik dalam pengenalan, dan semakin familiar mereka dengan sebuah hal, makin baik mereka dalam mengingat (Lange, Mac Kinnon, dan Nida, 1989). Dengan menggunakan buku ini anak-anak akan lebih mudah dalam mengingat nama-nama binatang karena anak kecil cenderung mengingat kejadian atau hal-hal yang memiliki kesan kuat, dan kesan kuat itu dihasilkan oleh binatang-binatang yang bermunculan di tiap halaman buku. Sangat baik untuk bahan belajar dan bermain anak-anak karena orangtua dapat menumbuhkan minat baca anak. Patut dicoba kan bunda? Maka­-nya mulai biasakan si kecil untuk mengenal buku sejak dini ya.
****
                Setelah puas menjelajahi buku-buku anak, kemudian saya memutuskan untuk angkat kaki dari toko buku dan berencana untuk nonton film anak-anak dirumah. Sesampainya dirumah, saya pun mempersiapkan segala sesuatunya termasuk camilan agar nontonya semakin seru. Untuk filmnya saya memilih yang berjudul “Toopy and Binoo”, alasan utamanya adalah karena covernya menarik perhatian saya J. Saya tidak berpengalaman dengan film-film anak karena saya belum punya anak (alibi haha..) tapi insting menuntun tangan saya untuk menggapai box film ini dari raknya. Dan akhirnya, saya menonton film ini dengan semangat.
 
Serial Toopy dan Binoo ini berisi sembilan cerita pendek dan setiap cerita berdurasi sekitar 5 menit. Mengisahkan tentang tikus yang bernama Toopy dan Binoo seekor kucing kecil, mereka bersahabat dan rukun. Dari sembilan cerita yang saya tonton akhirnya saya memilih salah satu cerita tentang tidur di malam hari, judulnya “Night Ligth” dan memang membahas tentang lampu tidur. Diceritakan, Toopy dan Binoo akan pergi tidur lalu Toopy mematikan lampu yang akhirnya membuat suasana menjadi gelap dan ini membuat Binoo takut untuk tidur. Toopy dan Binoo kemudian melihat bintang jatuh yang terbang mengitari jendela kamar mereka. Cahaya yang dipancarkan si bintang membuat Toopy dan Binoo ingin menjadikannya penerang tidur mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk mengejar bintang itu dengan menaiki tempat tidur mereka. Pengejaran pun dimulai! 

  Siap-siap menangkap bintang jatuh dan usaha pengejaran. Go go go!!

                Cerita Toopy dan Binoo ini bertema fabel yaitu binatang yang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Mereka bersahabat, berpikir, dan melakukan kegiatan seperti halnya manusia. Dulu ketika masih kecil, saya juga termasuk anak yang menggemari genre ini.
Mari kita sejenak kembali mengingat masa kecil dan mencoba berpikir menggunakan pola berpikir anak-anak yang mungkin sudah lama tertidur dalam diri kita. Bukankah waktu kecil dulu kita pernah berpikir bahwa boneka atau robot mainan kita dapat berbicara ketika malam hari? Atau mungkin sekedar berpikir bahwa mereka hidup? Pasti sebagian besar dari kita pernah memiliki pemikiran semacam ini. Atau mungkin pernah ketika kita berpikir bahwa awan adalah setumpuk gula kapas yang ada dilangit dan rasanya lezat. Memang, Anak-anak cenderung mengatribusikan kehidupan pada objek yang tidak hidup, atau disebut animisme. Dalam film ini, misalnya bintang yang dapat bergerak seperti makhluk hidup ( Piaget, dalam buku Human Development : 2009) dan setiap anak masih membawa sifat egosentris mereka .
Film ini menggambarkan kekhasan imajinasi anak yang penuh fantasi dan warna-warni. Toopy dan Binoo yang mencoba mengejar bintang jatuh, menaiki tempat tidur roket, berjalan keliling luar angkasa dan tidur di bulan. Seperti inilah anak-anak, yang penuh dengan khayalan dan imajinasi yang indah, unik, dan menyenangkan. Dan dengan menonton film ini bersama anak, orangtua dapat membantu anak untuk mengembangkan imajinasi mereka dan jangan membatasi imajinasi anak agar mereka berkembang menjadi anak yang berkualitas ya bunda.


My opinion / conclusion : 
Saya menyukai keduanya, karena menurut saya buku “hewan peliharaan” merupakan buku yang atraktif, ukurannya besar, warna-warni yang menarik, dan tentunya dilengkapi dengan pop-up di setiap halamannya, menurut saya mengenalkan buku jenis ini dapat menjadikan aktivitas belajar anak semakin menyenangkan dan tidak membuat anak jenuh. Untuk filmnya, saya merasa cerita “Toopy and Binoo” cukup menarik karena diambil dari keseharian anak-anak serta sarat pembelajaran sehingga  orangtua dapat menggunakan film ini sebagai media belajar aktivitas bagi anak. Kedua media ini baik buku maupun film memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, sekarang tinggal menentukan pilihan. semoga bermanfaat.